Bianglala di atas Tsunami

Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur
Konsultasi Nasional dalam kerja sama dengan PGI & EUKUMINDO
Teologi Bencana
8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar – www.geocities.com/oaseintim
1
Bianglala di atas Tsunami
Sebuah Pemetaan sebagai Latar Belakang Pemikiran Tradisi Teologi Protestan
Power-Point-Presentation oleh Pdt. Dr. Zakaria Ngelow
"Where was God in the tsunami?"
• Diperhadapkan pada tantangan teologis ini para
pemuka agama mencoba menenangkan umat
masing-masing dengan cara yang berbeda-beda.
• ‘Bencana tsunami adalah hukuman bagi dosa’. ‘Allah
bertindak dalam cara-cara yang misterius’. ‘Kita
harus mengikuti Yesus dan menunjukkan belas
kasihan’. ‘Jangan biarkan kebimbangan
melemahkan iman’. dst
Pemuka-pemuka Agama
• Seorang Rahib Buddhis yakin tsunami samasekali
gejala alam, bukan kehendak Allah.
• Seorang Uskup Katolik menyatakan: tsunami suatu
pertanyaan, masalah dan misteri. Kadang-kadang
orang baik menderita bersama orang-orang jahat.
• Seorang rohaniwan Hindu mengatakan tsunami
adalah hukuman bagi setiap korban atas
tindakannya pada masa lalu.
• Seorang pendeta Baptis mengatakan Allah menyeru
dunia untuk bertobat.
• Seorang iman Muslim dan seorang pendeta
Protestan pada ujung yang berlawanan. Jika ada
gempabumi itu diperintahkan penciptanya, kata sang
imam. Jika gelombang terbentuk, setiap atomnya
mengikuti perintah Sang Pencipta … Allah bagian
dari seluruh peristiwa.
• Seorang pendeta berkata Allah mungkin tahu
tentang tsunami sebelumnya, tetapi Allah tidak bisa
campurtangan. Allah tidak mengurus hal-hal kecil
dalam alam semesta.
Tsunami comments
• Catholic: Allah membiarkan malapetaka ini dan
kadang-kadang membawa hal-hal baik di dalamnya.
Ia tidak melakukannya namun membiarkannya.
• Protestant: Sebagai manusia fana, kita harus
menerima apa yang tidak dapat kita mengerti
sepenuhnya dari Tuhan. Dialah yang maha tahu.
• Parsi: Bencana seperti tsunami tidak dapat
dihubungkan dengan Allah, karena terjadi oleh
manusia. Tusnami bencana buatan manusia.
• Hindu: Pendekatan Gita adalah anda mendapat
buah dari apa pun yang anda perbuat. Anda
mungkin tidak mendapanya segera, namun
perhitungannya tersimpan (Karma). Anda akan
mendapat apa yang menjadi bagian anda.
Hinduisme juga yakin bahwa kehidupan adalah
proses pemurnian. Melalui kesalahan dan hukuman
unsur keilahiannya dibangunkan. Hukuman seperti
api penyucian.
• Sikh: Tsunami maha dahsyat. Namun kuasa Allah
menyebabkannya, dan membawa bersamanya
mujizat-mujizat, seperti seorang bayi yang selamat
terapung di tengah orang-orang yang mati.
Tsunami comments (ISLAM)
• God's sign sent for people who disobey and mock.
Should a faithful muslim be affected, then his or her
faith is being put on a test.
• It is true that there might be innocent people who
were killed in the tsunami tragedy but when you grind
grain there are other impurities that get ground with it
as well. If we notice, these calamities have struck after
Christmas and just around the New Year when
people indulge in drinking the most.
• According to newspaper reports, there were 20,000
prostitutes on one of the beaches where the tsunami
struck.
• S E Asia that was affected by the tsunami has
become a hub for sex trade. God has always
shunned these practices and asked us to maintain a
distinction between animals and humans.
Tsunami Comments
• Keyakinan Umum: Allah memakai kuasa-kuasa alam
menghukum orang yang berbuat jahat.
• Modern : Gerakan tektonik terjadi sejak planet ini
lahir. Suatu penjelasan tak harus melibatkan agama.
• Critic : Mengapa Allah yang pengasih melakukan
bencana terhadap ciptaan-Nya sendiri?
• Enlightenened : Ciptaan mengagumkan. Peristiwa ini
adalah bagian dari suatu lingkaran yang sempurna.
• Metro Social: Terus saja, tak ada apa pun yang perlu
dilihat di sini.
• Neo Islamic Enthusiast: "Allah menandatangani
peristiwa ini”.
• Hardcore Christian : Marilah berdoa kiranya hal yang
sama tidak terjadi pada kita.
• Hindu : Kita jangan menghubungkan hal ini dengan
Yang Ilahi. Sebaiknya kita membantu para korban.
Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur
Konsultasi Nasional dalam kerja sama dengan PGI & EUKUMINDO
Teologi Bencana
8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar – www.geocities.com/oaseintim
2
‘Tsunami Theology’
Simon Barrow Is God a Disaster Area?
http://www.simonbarrow.net/article75
• … ‘teologi tsunami’ bukanlah mengembangkan
apologetik yang cerdas atau membangun spekulasi
filsafat yang hebat. Melainkan tentang bagaimana
menyambut kemungkinan yang mustahil dari kasih
pengorbanan Allah melalui tindakan nyata, secara
pribadi dan sosial.
PENDERITAAN: Pandangan Kristen
Encyclopedia of Religion
Ronald M. Green, "Theodicy"
(1) suffering results from human free will;
(2) suffering is educative for the sufferer;
(3) suffering will be recompensed in the afterlife
(eschatological);
(4) suffering is a mystery;
(5) suffering provides communion with God (either
because God suffers with us, suffering is
vicarious, God loves those who suffer, or sufferers
share Christ's experience of pain); and
(6) the universe is determined.
Buddhism: the Four Noble Truths
(1) kehidupan adalah penderitaan;
(2) penderitaan disebabkan oleh keinginan
(3) meniadakan keingina bisa dilakukan
(4) yakni dengan mengikuti Delapan Jalan
Kebenaran
Jews: "Where was God in the Holocaust?"
1. Eliezer Berkovits: Allah meninggalkan kekuatan-Nya,
melemahkan kemahakuasaan-Nya, dan
menyembunyikan Diri. Allah menyembunyikan Diri
dari bencana manusia, bukan karena mengabaikan
melainkan untuk menciptakan ruangan bagi
kebebasan manusia, yang berakibat buruk maupun
baik.
2. Arthur Cohen: Allah menjadi misteri sama sekali, tak
terselami dan menakutkan, yang berhadapan
dengan Holocaust sebagai misteri tandingan yang
sama tak terjelaskan – jahat tak terkira, orgiastik,
pemuliaan maut.
3. Elie Wiesel: (mengemukakan teologi protest, suatu
wacana permusuhan kepada Allah, menantang
kebisuan Allah menghadapi penderitaan manusia
yang sedemikian luar biasa).
Richard Rubenstein
RESPONSES TO SUFFERING IN THE HOLOCAUST
• Inilah paradoks yang tak terhindarkan dari
penyelenggaraan Ilahi: Sambil bersabar pada yang
berdosa, Dia mengabaikan yang jadi korban;
sementara Dia menahan Diri terhadap orang jahat,
Dia harus menutup telinga terhadap tangis derita
orang yang teraniaya.
• Inilah puncak tragedi kehidupan: Belas kasih dan
kesabaran Allah terhadap manusia mengakibatkan
sejumlah orang dibiarkan mengalami penderitaan.
Megafon
• C. S. Lewis “Allah berbisik kepada kita dalam
kesenangan, Dia berbicara melalui nurani kita,
namun Dia berteriak melalui kesakitan kita:
penderitaan adalah megafon-Nya menyadarkan
dunia yang tuli”.
God & Jugment
• Tidak benar mengatakan bahwa Allah tidak pernah
menghukum bangsa-bangsa dan umat manusia. Dia
melakukannya pada masa lalu dan menyatakan
dalam Alkitab bahwa Dia akan melakukannya di
masa depan.
• Namun tidak tepat mengatakan bahwa topan, badai,
gempa bumi, tsunami, kapal karam, kereta api
terguling tabrakan mobil, gedung runtuh, dan
pemusnahan etnik adalah kehendak khusus Allah
menghukum orang.
Early Christians
(Christian philosopher Stanley Hauer)
• Bagi orang Kristen perdana, penderitaan bukanlah
masalah metafisik yang memerlukan penjelasan,
melainkan suatu tantangan praktis yang memerlukan
jawaban iman.
• Nampaknya tidak pernah mereka mempertanyakan
iman mereka kepada Allah atau kebaikan-Nya
karena mereka menderita secara tidak adil.
• Melainkan iman mereka memberi pegangan dalam
menghadapi penindasan dan kemalangan.
Origenes, Tertullianus, Marcion
• Origenes: Adanya kejahatan dan penderitaan adalah
akibat penyalahgunaan kebebasan yang diterima
dari Allah.
• Tertullianus: *Paradoks Injil X skeptisisme filsafat
*Iman X kemustahilan.
• Marcion: Dua Allah: Bapa yang kejam, Anak yang
pengasih. Kejahatan dalam dunia dituntut Allah yang
pengasih dalam mengembangkan mahluknya yang
berkehendak bebas dari kemurnian semula menjadi
mahluk rohani yang utuh.
Ireneus
Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur
Konsultasi Nasional dalam kerja sama dengan PGI & EUKUMINDO
Teologi Bencana
8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar – www.geocities.com/oaseintim
3
• Diciplinary view: kejahatan perlu untuk
kesempurnaan kebaikan karena menolong sebagai
sarana mendisiplin kehidupan moral dan spiritual.
• Kita diciptakan sebagai hewan berakal yang
dikaruniai kapasitas moral dan spiritual yang besar.
• Babak kedua sedang berlangsung, di mana kita
secara bertahap ditransformasi melalui kebebasan
kehendak dari hewan manusiawi menjadi anak-anak
Allah.
Agustinus
• Kejahatan dan penderitaan hanyalah tiadanya
kebaikan (privatio boni).
• Maka kejahatan sebenarnya tidak ada karena terkait
dengan ketiadaan kebaikan.
• Dosa disebabkan manusia namun terkait dengan
rencana Allah.
• De Civitate Dei: pertarungan 2 kuasa dalam sejarah.
Nicolas Cusa
• the goodness of the world
• … karena seluruh ciptaan diciptakan sebagai
gambar ilahi maka dunia telah ada sebagai yang
paling mungkin dengan semua keterbatasan dan
kekurangannya.
• Abad 17: penemuan harmoni matematis dan organik
menjadi bukti empiris keadilan Allah.
Thomas Aquinas
• Argumen Augustinus membela Allah dari ketidak
sempurnaan dan bahwa kejahatan terkait dengan
dosa manusia menjadi dasar teologis optimisme
gereja purba.
• Thomas Aquinas memakai teori privation dan
aesthetic argument Agustinus mengembangkan
tradisi filsafat teologi.
Reformasi
• Luther dan Calvin mengikuti doktrin Augustinus
bahwa semua kejahatan timbul dari dosa dan
kejatuhan manusia.
• Luther secara khusus menekankan iman tidak terkait
dengan akal, dan menolak semua konsepsi teodise
filsafat berdasarkan keimanan.
• Luther: Bukan Allah yang perlu dibenarkan,
melainkan manusia, dan pertanyaan-pertanyaan
spekulatif teodisi hanyalah mengungkapkan seluruh
kondisi keberdosaan manusia.
Luther
• Sengsara Kristus dan penderitaan kita adalah
aktualisasi perbuatan Allah sedemkian rupa bahwa
penderitaan menghancurkan kategori-kategori dan
keinginan-keinginan kita.
• Maka teologi salib bukanlah doktrin untuk dipelajari
melainkan suatu jalan melihat dan menjalani
kehidupan. Satu-satunya jawaban yang sesuai
adalah menanti rahmat Allah dalam penderitaan kita.
Calvin
• Juga mengikuti Agustinus: setiap orang dapat dan
memang memilih kejahatan dalam bingkai luas
predestinasi Allah.
• Tuga tema penderitaan manusia muncul dari
pendekatan Calvin: ketakterfahaman Allah; hukuman
Allah; program pendidikan Allah menyucikan
manusia.
Pencerahan
Penderitaan hanyalah soal tambahan dalam natural
world yang dapat dihadapi melalui cara-cara alami:
planning, engineering, medicine, and education.
Tradisi ini menginformasi aktivis sosial liberal selama
berabad-abad yang berhasil memperbaiki standar hidup
banyak orang.
Pascal, Spinoza
•Blaise Pascal: Dalam karya pembelaan terhadap Allah
dari serangan ateis dan kaum libertin,Pascal
menghubungkan kejahatan dengan dosa manusia, yang
akan ditebus dalam penyataan mistik melalui iman.
•Spinoza: Membebaskan Allah dari yang baik dan yang
buruk, yang lebih berhubungan dengan yang berguna
atau berbahaya bagi manusia …
David Hume
1. Ilah yang pengasih akan mencegah semua
kejahatan terjadi.
2. Ilah yanmg maha kuasa dan maha tahu dapat
mencegah kejahatan
3. Toh Kejahatan ada di dalam dunia.
4. Maka entah Allah tidak pengasih atau tidak
maha tahu atau maha kuasa.
Hegel
• Sejarah dunia adalah proses perkembangan dan
perwujudan roh melalui berbagai drama sejarah –
inilah teodisi sejati, pembenaran Allah dalam sejarah.
• Social Darwinists
• Alam mendukung kemajuan dan perbaikan
kehidupan
• Mendukung para pemikir teistik dan idealistik dalam
menghidupkan teodise Irenaeian, bahwa kejahatan
dan kebebasan adalah keadaan yang dipilih Allah
Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur
Konsultasi Nasional dalam kerja sama dengan PGI & EUKUMINDO
Teologi Bencana
8-11 Juni 2005, Hotel Anggrek Delia, Makassar – www.geocities.com/oaseintim
4
supaya dengannya manusia dididik menjadi warga
Kerajaan Allah.
Karl Barth
• Kemahakuasaan Allah tidak dapat difahami lepas
dari penyataan diri dan pemilihan manusia di dalam
dan melalui Yesus Kristus
• Barth mengakui adanya kuasa misterius ketiadaan
(das Nichtige), yang tidak diinginkan Allah dalam
ciptaan. Kuasa itu lebih kuat dari semua ciptaan
namun tunduk kepada Allah.
• Sebagai partisipan rahmat Allah dalam dunia, kita
dipanggil dan diberdayakan melawan ketiadaan itu.
Gabriel Marcel
• … misteri penderitaan dan kejahatan sering dipakai
sebagai argumen menolak adanya Allah yang
pengasih. Namun lebih banyak orang berbalik
kepada Allah daripada yang meninggalkan Dia
karena penderitaan.
• Jika ada kesimpulan tunggal yang dipaksakan
sejarah umat manusia, itu adalah bahwa
pertumbuhan iman kepada Allah tidak dihalangi oleh
kemalangan dan penderitaan, melainkan oleh
kesenangan.
Karl Rahner
• Masalah kejahatan terkait dengan iman dan dengan
misteri Allah: “Ketak-terfahamkannya penderitaan
adalah bagian dari ketak-terfahamkannya Allah.”
• Penderitaan “adalah bentuk di mana ketakterfahamkannya
Allah sendiri muncul.”
Refleksi Kristen
• Penderitaan akibat Kejatuhan ke dalam dosa
• Bencana, kejahatan dan penderitaan adalah bukti
keberdosaan manusia
• Allah tidak mengabaikan, Ia turut menderita dalam
Kristus
• Orang Kristen menantikan pembebasan sepenuhnya
dari segala penderitaan
Monarchial Image
• Tradisi teologis menunjukkan alur imej Sang
Penguasa dalam Kitab Suci: Allah agung, Pencipta
yang mahakuasa dan misteri yang dahsyat.
• Allah Raja yang pengasih dan adil, maha pengatur
dan maha tahu, tak ada yang terjadi di luar
kehendak-Nya. Allah tidak berubah selama-lamanya.
Vulnerable Image
• Dalam Alkitab juga suatu imej lain muncul dari
pengalaman kejahatan dan penderitaan semenamena.
• Allah digambarkan dalam keterbatasan, terpuruk di
bawah beban kejahatan dan kelemahan, mengeluh,
lemah, dan menjumpai kita dalam penderitaan dan
pengampunan Inilah imej Allah yang rentan: the
vulnerable image of God.
Salib
• Jadi, bukanlah kuasa dahsyat melainkan rentannya
kasih penderitaan yang menginspirasi kita. Melalui
salib Kristuslah kita belajar siapa Allah.
• Saliblah yang yang pada akhirnya menghancurkan
imej monarkhial lama Allah. Saliblah yang dengan
jelas memberi kita imej yang baru: suatu imej Allah
yang tersalib, suatu imej mengenai Allah yang
menebus kita bukan dengan kuasa yang memaksa
melainkan dengan menderita bersama kita dalam
penderitaan kita.
Bukan Allah Para Filsuf
• Allah para filsuf dengan sifat-sifat sempurna:
mahaada, mahatahu, mahakasih, dst bukan dan tak
pernah bisa menjadi penjelasan yang memadai
mengenai Allah dalam pengharapan Alkitabiah.
• Sebagaimana teologi Kristen berusaha kemukakan,
Allah Yesus yang transenden tidak dapat direduksi
menjadi tokoh ilahi yang memenuhi harapan kita dan
menjaga kenyataan kita.
Moltmann: Suffering Servant
• Hamba yang menderita tidak memaksakan kebaikan
dengan kuasa-Nya kepada dunia, melainkan Dia
menderita ketidakadilan dari penguasa.
• Secara sangat khusus Dia menderita karena dosadosa
orang benar yang tidak mengerti betapa penuh
kesalahan semua kebenaran manusia.
SALVIFICI DOLORIS (JP-II 1984)
• Kasih adalah sumber terlengkap jawaban terhadap
makna penderitaan. Jawaban ini diberikan Allah
kepada manusia dalam salib Yesus Kristus.
• Dalam Salib Kristus bukan hanya penebusan
digenapi melalui penderitaan, melainkan penderitaan
itu sendiri ditebus. Tanpa kesalahan-Nya sendiri
Kristus mengambil alih “segenap kejahatan dosa.”
• Pengalaman kejahatan ini menentukan tingkat tak
terperikan penderitaan Kristus yang menjadi harga
Penebusan. Nyanian Hamba yang Menderita dalam
Yesaya berbicara tentang ini. Kemudian hari saksisaksi
Perjanjian Baru, yang dimeteraikan dalam
Darah Kristus, bicara tentang hal ini.
Oase Intim - Lembaga Pemberdayaan Praksis Pelayanan dan Kajian Teologi Kontekstual Indonesia Timur
Konsu